Kamis, 22 Juni 2023

Kilang Minyak Kapuan



  Kilang minyak kapuan (kapoean)
Pada tahun 1922 berdirilah sebuah kilang pengolahan minyak kecil yang berada di desa kapuan (sekarang masuk wil.desa getas)
Perusahan belanda yang mendirikanya adalah N.K.P.M 

Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij adalah anak perusahaan tidak langsung dari Standard Oil Company yang dibentuk pada tahun 1912 yang dipegang melalui afiliasi pemasaran mereka di Belanda. Perusahaan ini diarahkan oleh para manajer Belanda untuk memenuhi ordenance 23 Mei 1889 yang memungkinkan perusahaan eksploitasi minyak hanya diarahkan oleh warga negara Belanda. Hingga 1928, NLPM tidak mengungkapkan konsesi yang cukup besar dari pemerintah kolonial tetapi hanya memegang beberapa konsesi yang dibeli secara bekas dari perusahaan minyak lainnya. Didukung oleh politik luar negeri AS dan kebijakan minyak Indonesia yang baru yang dilembagakan oleh Belanda, NKPM diberikan konsesi pada tahun 1928. Pada 1933 NKPM bergabung dengan Standard Oil of New Jersey, menjadi perusahaan patungan bernama Standard Vacuum Petroleum Maatstchappij, yang kemudian pada 1947 menjadi Standard Vacuum Company (STANVAC). 


Minggu, 20 Januari 2019

Kemungkinan asal usul nama kota cepu

   kenapa di sini saya menulis Judul "Kemungkinan asal usul Kota cepu" ya di karenakan sumber penulis juga merupakan ilmu cocokologi.penulis yang hanya tukang angon pinggiran desa kapuan takut kalau di salahkan karena tidak punya "bolo" penggede penggede di sana
     Cepu pada masa lalu bernama "plantoeran" yang berarti sesuatu seng mlantur (bahasa cah angon harap maklum)
mlantur bisa juga di artikan air yang turun gemericik tapi sampai sekarang pun penulis tidak tahu apa yang "mlantur"itu
apa yang di cepitan pupu itu (cepu jare cah nom nom) he he he
    Cepu tidak bisa lepas dari kadipaten jipang,yang tertulis dalam babat tanah jawi tentang adipatinya Aryo Penangsang.tapi disini kita tidak membahas itu kita bahas di episode selanjutnya saja he he he
     Ada tokoh penting dibalik kata kota Cepu yang mungkin masih terlalu asing di telinga masyarakat Cepu (semoga ini hanya perasaan saya saja). Lahir dan dibesarkan di Rajekwesi, sebuah wilayah yang di kemudian hari  dinamai Kabupaten Bojonegoro. Dia yang kemudian mampu memainkan peranan penting dari tonggak sejarah di kabupaten seberang kota cepu itu
"Sosrodilogo" atau nama lengkapnya Raden Tumenggung Aria Sosrodilogo. Ia merupakan satu dari sederet nama  yang pernah menjabat sebagai Bupati Rajekwesi atau bojonegoro masa sekarang
      Sebagaimana ditulis dalam sejarah bahwa pasca perang saudara, Kerajaan Mataram kedidagyaannya makin surut. Apalagi setelah Mataram kemudian meminta bantuan VOC untuk meredam gejolah perang saudara. dari situ Kerajaan Mataram pun terikat perjanjian dengan VOC. Sultan Agung harus menerima konsekuensi yang harus dibayar mahal. Buntut dari perjanjian tersebut ada beberapa wilayah mataram yang harus lepas darinya dan berpindah menjadi wilayah yang berada dalam otoritas Kompeni Belanda.
Untuk menjaga stabilitas politik dengan makin menyusutnya kekuasaan Mataram, beberapa upaya dilakukan oleh pihak kerajaan. Di antaranya mengoptimalkan peran daerah-daerah strategis yang masih dalam kekuasaan kerajaan. termasuk daerah Jipang (Padangan). sehingga pada tanggal 20 Oktober 1677 oleh Susuhunan Mataram Kadipaten Jipang (Padangan) diubah statusnya menjadi Kabupaten Jipang. Sebagai bupatinya yang pertama waktu itu Mas Tumapel. Seiring perjalanan waktu, pada tahun 1812, Pajang menjadi daerah jajahan Inggris. Di masa ini bupati kepala daerah sekaligus ditetapkan menjadi gupermen di bawah kendali pemerintah penjajah Inggis. Namun di tahun 1816, setelah Inggris menyerahkan daerah jajahannya pada Belanda maka Jipang pun kembali berada dalam bayang-bayang kekuasaan Belanda.
Di tahun 1825 meletus Perang Diponegoro. Perang besar yang kemudian dikenal dengan sebuatan Perang Jawa ini, dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, Putra Sultan Hamengku Buwono III. Perang Jawa ini merupakan perang terbesar yang pernah ada di Jawa pada masa kolonialisme. Hampir seleruh wilayah Jawa menyulut perlawanan terhadap Belanda. Perang yang sangat lama dan menguras biaya dan korban jiwa. Menurut Peter Carey, dalam Perang Jawa ini, Belanda  menderita kerugian sangat besar; sebanyak 7 ribu orang  lokal yang merupakan serdadu pembantu tewas, demikian juga 8 ribu serdadu Belanda, dan perang Jawa menguras kas sebanyak 20 juta gulden. Hal ini disebabkan perlawanan Diponegoro mendapat simpati rakyat. Hampir di seluruh wilayah Jawa terjadi peperangan melawan Belanda.
Di daerah Rajekwesi telah  meletus perlawanan rakyat yang dipimpin oleh orang dekat dan keperayaan Pangeran Diponegoro, dialah Raden Tumenggung Aria Sosrodilogo – putra Bupati Jipang, Raden Tumenggunggung Purwonegoro. Sosrodilogo, yang juga merupakan ipar dari Pangeran Diponegoro ini, bersama pengikut-pengikutnya, mampu merebut dan menguasai kota Rajekwesi dari kekuasaan Belanda. Pencapaian Sosrodilogo menyulutkan semangat rakyat di suluruh daerah sekitar Rajekwesi hingga sampai daerah Rembang, Kota Baureno dan daerah Bancar (Tuban). dari perlawanan itu akhirnya dapat direbut oleh rakyat. Belanda mengalami kekalahan.
Untuk memadamkan perlawanan yang dipimpin oleh Sosrodilogo beserta pengikut-pengikutnya, Belanda mendatangkan bala bantuan yang tak henti-hentinya mengalir dari Rembang, Semarang dan Surabaya. Belanda juga mengadakan seyembara untuk menangkap Sosrodilogo dengan pengikutnya. Hadiah besar akan diberikan pada yang sanggup menangkap pengikut Sosrodilogo, Raden Bagus akhirnya tertangkap dijebloskan ke penjara. Sosrodilogo makin tersudut dan melarikan diri ke Jawa Tengah dan bergabung dalam peperangan Dipenogoro. kesemuanya itu di tulis dalam laporan resmi kerajaan belanda yang pada saat ini bisa kita liat e-book nya gratis di google book

https://books.google.co.id/books?id=KVBTAAAAcAAJ&pg=PA66&lpg=PA66&dq=plantoeran+orloog&source=bl&ots=v-qPqU7sFu&sig=ACfU3U0b8LuGWKgjSQd3nbZkO2FtGAyIBw&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiTwsrpkvzfAhUIq48KHWs6A9EQ6AEwAHoECAMQAQ#v=onepage&q=plantoeran%20orloog&f=false

link saya sertakan agar para pembaca juga bisa mempelajarinya karena terus terang pengalaman bahasa belanda penulis sangatlah minim (padahal ada mode google translate)  
pada halaman ke 67
atau kira kira kalau di translate
pada saat pertempuran tgl  8 februari 1828
terjadi pertempuran besar di plantoeran yang menyebabkan adi pati sosro dilogo terluka peluru di pahanya 
jadi kemungkinan muncul istilah nancep di pupu (cepu) ada sejak saat itu
peran adipati sosro dilogo untuk mengusir belanda di cepu (plantoran) juga banyak di beritakan di koran koran belanda pada saat itu
yang sekarang bisa kita akses di situs delpher.com
salah satunya edisi de javache courant tgl 7 februari 1828

    
sumber link
https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=plantoeran&coll=ddd&identifier=ddd%3A010502412%3Ampeg21%3Ap003&resultsidentifier=ddd%3A010502412%3Ampeg21%3Aa0007

kira kira terjemahanya sbb
(versi google translate)

Batavia, 6 Februari 1828.
Kami pikir kami memiliki kesempatan eeuigl
informasi lebih lanjut, tentang kembali ke pemberontakan
salah satu dari Radjakwessie, rekan. Pergerakannya
pilar yang berbeda di tempat utama sekarang '
begitu banyak kerahasiaan, sehingga pemberontakan, tentang '
musim gugur, waktu belum memiliki massa di atas ha
untuk dapat mengumpulkan beberapa poin, tetapi gcheu '
menyebar zipi.
Kapten kapten sepuluh Memiliki pegangan>
Bantjar tentang Mera, tidak menyadari kesulitan yang jatuh »
marsch, di Xgawie, untuk keluar dari sana, ovef
Plantoeran, untuk pergi ke Radjakwessie. Titik dua '
Memiliki Toeban dan Babal miliki, del pertama »
2 ssten dan sarang kedua 2'isten, berbaris ke »
titik persatuan dessa Kapas. Kolom
van Toeban, dipimpin oleh kapten Schippers *
Sekitar 1000 kuat (termasuk
Hssans dari Madura dan Sidaifoe), bertemu di hoögtè
dari dessa Bogang sejumlah besar pemberontakan, itu,
meskipun segera didorong ke kecepatan, di dessa
"Sumber menjawab, di mana mereka adalah batu batu dan batu
memiliki posisi yang kuat. Penurunan yang cepat
Lereng kiri dan kanan benting, dan berat
pengepakan lebih dari 4 bar lebar di depan
Menguasai tempat itu sangat sulit. Tidak-
Dalam hal ini, kapten tersebut masih mencoba
tiga serangan, dua di sayap dan satu di depan,
yang dipimpin oleh letnan dua, Gros.
Sementara korban sisi panggul kurang lebih
zig, petugas tersebut mencoba
pertama di parsel dan untuk mengawal escarpe
ke betis. Di tengah dua terpelihara dengan baik
api pemberontakan yang dikalahkan, menggantikan yang kedua
dari gros yang overtopspringen dan
tebing curam, yang pemberontakan masih belum
Meninggalkan sebelum dan ketika dia datang untuk berdiri melawan manusia.
Asupan kekuatan sadar belum terpenuhi, dan
musuh mengambil alih Solo-
rr-empat. Pada hari berikutnya, kapten Huij-
brechts dibebankan dengan bimbingan dari kolom tersebut di atas
xiver sungai Solosche. Dengan ketekunan asisten
residen Praetorius, ketekunan dan ketekunan para petugas
dan laki-laki, adalah penutup sungai, yang ada di
lokasi itu memiliki lebar 700 kaki, selesai, dan
persatuan dengan kolom Biara Utama-
Rumah diberlakukan pada jam 5 sore.
Mayor Kloosterhuis sudah mengambil kue itu
Babut melintasi Bowerno ke titik persatuan.
Dia berkelompok selama beberapa saat melalui mu-
berhitung di garisnya dicegah. Pada kesempatan itu
Menerima kuda dari letnan enam artileri
peluru, dan Rumah Biara Utama itu sendiri
Berlayar karena diambil oleh beberapa juara.
Den aSsten melanjutkan kolom rambut ini pada Maret
■ Kapas, di mana mereka, seperti yang telah kita katakan,
* Hanya kapten Schippers yang bersatu. kalium
pitein Fasassie dengan detasemen kuat di
Jembatan Kapas yang terbakar tertinggal, sementara jembatan Kapas
rumah biara pergi ke sungai Solosche, dan
pada saat itu Mayor Jenderal Holsrnan, dengan
para prajurit berkuda, di bawah irama master lialaerls, dan dengan 2
Potongan bidang 2 pound dan mortir 16 pound
besi, pada ketinggian Kapas debouched
Kapitöin Fasassie, dalam eksplorasi insinerasi
jembatan, dipengaruhi oleh pemberontakan
jembatan kita tidak bisa segera mendukung
nen; daripada setelah peleton reguler dan dua arah
barisan api, sekitar setengah jam, meninggalkan
membisukan posisi mereka, dan menjadi Jenderal di
kesempatan untuk segera mengembalikan jembatan
mengembalikan; untuk merealisasikan pekerjaan yang penting,
Asisten - residen, Praetorius dan bupati
Radjakwessie banyak berkontribusi. Setelah itu sekarang,
pada tanggal 25, semua pilar di Kapas
pada tanggal 26, di pagi hari melawan
Tentu saja, gerakan yang diproyeksikan pada Radjakwessie
• karena itu berpengaruh, bahkan jika kita sudah melakukannya
Babi telah sepenuhnya berhasil. Dalam hal ini
para petugas, para bupati
Radjakwessie dan Toeban, asisten residen Prae
torius, Tuan Quentin dan semua pria.
dioperasikan dengan koin, dan insinyur kapten Huij-
vrevlits telah menjadikan dirinya sangat berjasa. Oleh
gerakan pada Radjakwessie, saat ini perbedaannya
pilar di sepanjang tepi kanan sungai Solosche,
Badjakwessie jahat utama ke Plantoeran,
Cn dari sana ke IVierosarie, chelated.
Menurut informasi lateral, keenam, ,
Menurut laporan lateral tahun ini,
pilar sepuluh kapten Memiliki dan Gries-
heim telah berperang dengan pemberontakan; itu
Sejumlah besar terluka bahwa pemberontakan di Radjak-
wessie kiri, dan dianggarkan pada 60
Menjadi, jangan ragu tentang itu. Berita ini
* dikonfirmasi dan telah memberi kami asuransi,
* Kapten Gries'ieiui dikalahkan pemberontakan
bergetar dan dengan kolom sejak saat itu kapten sepuluh Memiliki
serikat telah bekerja. Kapten sepuluh Memiliki
Dalam perjalanannya menuju Planturan, dia menjadi kasar
Pasti di Sungai Solo, di mana dia, benar
■ dia ingin melintasi arus itu, lebih dari
1000 menjadi seorang jurnalis. diserang. Terlepas dari meriamnya
P * dua jajaran api menyentak musuh dengan jatuh
'Untuk orang-orang kami, maka kapten de Vries,
Dengan berani bayonet berjalan di atas mereka,> dipaksakan
* J dan terburu-buru sangat cepat. Pada kesempatan ini
Tn. Bootsgezel membuktikan layanannya luar biasa, dan oleh
r * e pertemuan, bahwa kolom kapten eau
menyembuhkan, terutama
Kapten Satnarangsche Djaijing Tjakra, Sumanap-
jadilah sersan mayor Prawira Ifidjaja, dan akhirnya
"Sommongong Sosro Diningrat, yang sendirian dua
f ^ iut.jlingen telah selesai ..

ya di karenakan translatenya amburadul jadi penulis kurang bisa memahami artinya yang jelas sangatlah besar pertempuran di plantoeran atau cepu jaman sekarang
yang penting bisa menangkap pertempuran di cepu adalah pertempuran yang sangat besar
tulisan ini belum selesai
dan jika ada informasi bagi kami ayo kita diskusi



Kamis, 04 Oktober 2018

Kapuan desa kecil penuh cerita

Sebelum menulis artikel ini perkenalkan dulu nama saya Joko purnomo binti imroatin bin ismadi binti asiah bin ngasto admojo bin harjo drono, saya sampai wareng saya asli kelahiran desa kapuan dan satu satunya istri saya bernama binti khisbiyati binti muslikah binti astingah binti rukilah bin umar bin hasan busyari yang juga asli warga desa kapuan Kapuan sebagai salah satu desa yang maju meskipun letaknya yang terpisah dari kota Cepu dan memegang pernan penting untuk wilayah selatan kota Cepu karena memiliki berbagai fasilitas umum yang lengkap. Diantaranya yaitu pasar desa, stasiun kereta api, sekolah TK hingga SLTA Bank dan fasilitas kesehatan berupa Puskesmas serta sarana olahraga yaitu lapangan hijau "Bina Taruna". Fasilitas tersebut tidak hanya digunakan oleh masyarakat desa Kapuan saja tetapi juga dimanfaatkan oleh masyarakat dari desa-desa yang ada disekitar desa Kapuan. Masyarakat di desa Kapuan sangat beragam. Terdiri dari warga asli dan pendatang. Dilihat dari segi ekonomi masyarakat Kapuan terdiri dari masyarakat ekonomi bawah, menengah, hingga ekonomi atas. Masyarakat pada umumnya berprofesi sebagai petani, buruh, PNS, wiraswasta, akademisi (mahasiswa), dan lain-lain. Islam merupakan agama mayoritas di desa ini (mayoritas NU, di desa ini terdapat komunitas Muhamadiyah dan merupakan desa dengan komunitas muhamadiyah terbesar di kota Cepu),ada juga penganut Kristen dan Katholik. Toleransi beragama sangat terjaga di desa yang memiliki 2 gereja (1 gereja kristen dan 1 gereja katholik),beberapa mushola dan 3 Masjid Jami'. Desa Kapuan terletak di selatan kota Cepu,berbatasan dengan desa Kentong di sebelah utara, Desa Cabean di utara dan barat, desa Ngloram disebelah selatan dan desa Getas dan Jipang di sebelah Timur. Di temani secangkir kopi hangat dan sebungkus gudang garam surya penulis ingin sekali menceritakan sediki cerita tentang desa kapuan.mengambil cerita perjalanan desa kapuan mulai jaman purbakala sampai jaman "now"

        (Bapak bejo dari bpcb jateng mendokumentasi temuan fosil yang ada di Rt.04/02)



(Temuan fosil dari sungai kapuan barat sampai dung wedus)


(Pemberian plang cagar budaya)

Gambar gambar di atas merupakan hasil temuan fosil purbakala yang di perkirakan merupakan tulang dari hewan jaman purba.kemungkinan berupa banteng purba dan gajah purba.lokasi temuan fosil fosil tersebut berada di bantaran sungai yang mengalir dari dukuh njeruk sampai area dung wedus depan setasiun kapuan selain temuan yang berasal dari dasar sungai ada juga temuan yang berada di daratan pekarangan rumah warga ds.kapuan Rt 04/02 saat penggalian septic tank dan demi keamanan fosil tersebut sudah di bawa ke balai pelestari cagar budaya blora 
Di ketemukanya banyak fosil tak lepas dari wilayah desa kapuan yang berada di sekitar Das bengawan solo selain itu struktur tanah yang berada di lokasi temuan fosil juga merupakan tanah sedimen krust yang biasa banyak terdapat fosil purbakala.bahkan menurut petugas bpcb jateng struktur tanah yang berada di wilayah kapuan Rt.04/02 mirip sekali dengan sedimen yang berada di sangiran
Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil.Organisme berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini digunakan untuk menandai periode waktu. Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil graptolit harus diberi tanggal dari era paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia.
Dari hasil pengamatan sementara fosil tersebut merupakan jenis gajah purba.sebagaimana jenis fosil yang banyak di ketemukan di wilayah kab Blora 
Elephas hysudrindicus adalah jenis gajah prasejarah yang fosilnya ditemukan di endapan pasir di daerah Blora, Jawa Tengah. Fosil tulang belulang yang nyaris lengkap ini merupakan hal yang langka ditemukan di daerah tropika seperti di Pulau Jawa.
Jenis gajah purba raksasa ini ditemukan fosilnya di Dusun Sunggun, Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, sekitar 2 km dari aliran Bengawan Solo, oleh penduduk yang kemudian melaporkan kepada pejabat setempat. Tim survei geologi dari Museum Geologi Bandung dan Pusat Survei Geologi menindaklanjuti penemuan ini dengan melakukan ekskavasi (penggalian). Selanjutnya diketahui bahwa von Koenigswald pernah melakukan ekskavasi di daerah ini tahun 1932. Penanganan teknis dan analisis usia dibantu oleh pakar dari Universitas Wollongong, Australia. Ketika ditemukan, fosil ini tertanam sekitar empat meter di bawah permukaan tanah di bekas areal pertambangan pasir.
Diperkirakan, jenis gajah ini hidup 200.000 tahun yang lalu dengan tinggi 4 m, jauh lebih besar daripada gajah asia modern (E. maximus). Penelitian lanjutan menunjukkan bahwa panjang gajah ini sekitar 5 m dengan bobot mencapai 10 ton.


Next

(Dung wedus)

Dung wedus merupakan wilayah yang terletak di barat stasiun kapuan di namakan dung wedus di karenakan dahulu merupakan tempat pengembala kambing memandikan kambing gembalaan mereka yang berarti merupakan wilayah kekuasaan cah angon pada masanya (termasuk saya he he he)

Berkaitan dengan kedung wedus daerah temuan fosil yang juga merupakan tempat surganya pemburu batu akik pada jamannya juga menyimpan banyak cerita.diantaranya tentang kisah bahwa pada jaman dahulu kedung wedus akan menjadi sebuah gunung tetapi dikarenakan di kencingi "anak kecil"(sampai sekarang penulis belum tahu siapa anak kecil itu mungkin "cah angon") lokasi tersebut susut dan tidak jadi menjadi gunung 
Tetapi cerita tsb bagi penulis hanyalah mitos atau dongeng belaka akan tetapi sampai sekarang kisah tentang dung wedus belum juga terkuak.bukti fisik yang kami temukan di dung wedus hanya ada makam salah satu bekas kepala desa kapuan yaitu mbah dongkol.di sekitar makam tersebut banyak sekali batuan kerikil yang sebagian merupakan jenis batu calsedon (watu lintang) bahkan ada yang percaya bahwa akik yang berasal dari dung wedus ini memiliki tuah bagi pemiliknya.tidak heran pada jaman akik booming dung wedus menjadi salah satu destinasi para pemburu pecinta batu akik.bahkan hingga saat ini masih ada beberapa orang yang mencari batu akik ini di kedung wedus
Selain mitos anak kecil yang menghentikan dung wedus jadi gunung konon kabarnya di dung wedus ini juga terdapat harta karun yang tersembunyi.
Ada cerita bahwa dahulu pernah ada orang yang ke siup (dibawa ke alam ghaib) melihat banyak sekali harta karun yang tersembunyi di kedung wedus ini
Tapi bagi saya mungkin itu hanya sanepan kedung wedus.dung wedus erat kaitanya dengan cah angon mungkin siapa yang bisa ngengon hawa nafsu dan tindakanya bisa menemukan harta karun yaitu harta kebahagiaan dunia dan akhirat karena kebahagiaan itu bukan hanya sekedar materi saja. (Versi penulis he he he)

Next





Bergeser ke arah utara terdapat sawah kilet.daerah persawahan yang berada di utara dung wedus ini merupakan wilayah desa kapuan yang walaupun secara pandangan mata berada di antara dk.njeruk dan desa cabean.di area persawahan yang subur ini terdapat sisa sisa pemungkiman akan tetapi sampai saat ini kami juga belum mengetahui siapa yang pernah tinggal di sana.penelusuran kami disana banyak di ketemukan pecahan gerabah termasuk serpihan keramik cina serta uang kepeng cina (gambar di atas merupakan temuan dari sawah kilet) bahkan sebagian pemilik sawah pernah menemukan satu kendil penuh dengan uang kepeng tersebut.pak bayan amrin.pak tur,dan bapaknya pak dalang (kami lupa namanya) mereka pernah menemukan satu kendil berisi uang kepeng tsb.selain itu ada juga penggarap sawah yang pernah menemukan satu tumpukan piring keramik utuh pada saat "bedol galeng" sawahnya.hanya uang kepeng dan pecahan gerabah yang bisa di temukan penulis di sana saat ini dan menjadi saksi bisu siapa yang dahulu menempati daerah tsb.akan tetapi jika merujuk pada tulisan yang ada pada koin gobok tersebut kemungkinan besar daerah tersebut di huni pada era dinasti ming atau sekitar tahun 1368 dinasti Ming (大明國; Dà Míng Guó) hal ini dikarenakan tulisan cina yang ada pada koin tersebut banyak yang bertulis dinasti Ming (大明國; Dà Míng Guó)mata uang tersebut berlaku antara tahun 1368 - 1644 akan tetapi kami belum bisa berspekulasi mengenai daerah tersebut jika belum di dukung oleh bukti nyata berupa prasasti atau babad yang menceritakan daerah tsb.
Jika merujuk dari cerita masyarakat (dongeng) banyak versi tentang sawah kiled 
Versi pertama 
Dahulu sawah kiled merupakan tempat persembunyian para begal dan pencuri yang menyembunyikan barang rampasannya di sawah killet sehingga banyak di temukan koin gobok di sana

Versi kedua
Daerah tersebut merupakan tempat seorang empu pembuat pusaka yang kondang hal ini di dukung dengan banyaknya serpihan bunga api disekitar daerah tersebut.konon katanya untuk menunggu sang empu membuat pusaka ksatria dari kerajaan tuban sampai mendirikan pemungkiman di timur sawah killet dan yang sekarang bernama oro oro tuban.
Versi ketiga
Sawah kilet berhubungan dengan legenda perahu dampo awang yang pecah di sekitar tok gondang yaitu daerah persawahan yang berada di timur sawah killet.tepatnya di utara dukuh sugih waras.bahkan sebagian percaya bahwa cundrik perahu dampo awang masih ada di tuk gondang.dan kadang kadang ada yang melihat cundrik itu berupa emas ujung perahu
Akan tetapi semua cerita di atas hanyalah dongeng masyarakat sekitar saja kebenarannya belum ter uji.tanpa penelitian yang mendalam.karena yang namanya dongeng siapa saja bisa membuat seperti kisah asal usul nama desa kapuan dari berbagai sumber saat ini salah satu contohnya cerita yang di kaitkan dengan kerajaan tuban
Alkisah  kata Cepu berasal dari senjata Adipati Tedjo Bendoro (dari Tuban) yang berupa pusaka kecil bernama Cempulungi. Dulu konon terjadi peperangan antara Adipati Tuban yaitu Tedjo Bendoro dengan Adipati Bojonegoro dari Bojonegoro. Peperangan itu dimenangkan oleh Adipati Tuban. Oleh karena itu semua apa yang dimiliki Adipati Bojonegoro seperti kekayaan dan putri-putrinya harus diserahkan. Termasuk putri tercantik yang bernama Retno Sari. Akan tetapi karena ia keberatan, maka ia melarikan diri bersama ayahhandanya bupati bojonegoro pada saat pelarian sang putri sampai di persembunyian saat melihat sang musuh sang putri berkata pada ayahnya adipati bojonegoro "tembak romo tembak romo" jadilah daerah tersebut desa tambakromo di karenakan tembakanya meleset sang adi pati mengumpat "puatake" jadilah dukuh petak.dalam pengejaran tersebut sang putri beristirahat di suatu tempat.di karenakan kelelahan dan cuaca yang panas setiap jam putri tersebut minum air maka jadilah daerah tersebut dk jambe (sak jam jam ngombe) sang ayahandanya melalarang sang putri untuk tidak menghabiskan bekal minumnya pada saat perjalanan pelarian berikutnya sambil ber kata "ojo ho" maka jadilah daerah perjalanan itu dukuh joho.Sang Adipati Tuban bersama para prajuritnya berniat menghadang pelarian sang putri di barat daerah joho tadi sambil merenungkan kecantikan sang putri beliau bersandar pada sebuah pohon maka jadilah tempat menghadang putri tersebut desa mernung.pada saat merenung prajurit adipati tuban yang memang telah di sebar di berbagai tempat untuk mencari sang putri tersebut membunyikan kentongan maka jadilah daerah tersebut desa kentong.mendengar suara kentongan maka bergeraklah adipati tuban mengepung sang putri dan daerah pengepungan sang putri dan ayahnya itu dk.ngepung.akan tetapi sang putri bisa melarikan diri dari kepungan sang adipati dan berlari ke arah selatan sampainya di suatu tempat sang putri merapikan kembenya yang hampir terlepas dikarenakan pengepungan sang adipati dan para prajuritnya karena dalam pelarian tersebut kemben sang putri hampir telepas dan pada saat berlari terlihat "katul katul" maka daerah itu di beri nama sawah katul.sang adi pati tidak kurang akal beliu lalu menempatkan beberapa pasukan khususnya untuk menghadang sang putri agar tidak melarikan diri lagi menyebrang kesungai bengawan solo maka di tempatkanlah para ajudan kepercayaanya tersebut di timur selatan katul maka jadilah nama daerah itu judan (ajudan)dikarenakan sang putri sudah lelah dalam pelarianya dan juga sudah mengetahui di arah bengawan solo sudah di cegat para ajudan sang putri beristirahat di selatan katul dan di karenkan sudah lapar maka dia membuka bekal makanan pelarianya.akan tetapi yang tersisa hanya "balong" maka jadilah nama daerah itu "balong" karena capek dan kecewa sang putri berjalan kearah barat bersama ayahhandanya berniat bersembunyi dari sang adipati.
Ber istirahatlah sang putri di suatu tempat.di situ sang putri menemukan banyak tanaman cabe maka jadilah nama desa itu cabean.setelah beristirahat sang putri berjalan lagi ke arah barat dan menemukan pohon jeruk di makan lah buah jeruk tersebut.karena banyaknya pohon jeruk maka jadilah daerah itu dk.njeruk di karenakan senangnya makan jeruk sang putri lupa kalau dia dalam pelarian.sang adipati tuban datang dan langsung melepaskan pusakan andalannya itu dan tepat menancap (nancep) di paha (pupu) sang putri. Maka timbullah kata Cepu ( mancep ning pupu ). Konon sang putri terus berlari meskipun berdarah-darah. Darah yang menetes deras dari tubuh sang putri ini menjadikan sebuah dusun bernama Merah, diambil dari merahnya darah sang putri. Dan Sang putri berlari terus dikejar sambil menangis-nangis dan merintih "kapok tuan... kapok tuan". Di kemudian hari tempat ini dikenal sebagai Kapuan.

Salah satu cerita lagi berasal dari Legenda kyai kapu.kami menyebutkan legenda karena kiyai kapu ini adalah cerita dari mulut ke mulut dan sama sekali tidak ada peninggalan yang dapat kami ketemukan.baik itu makam ataupun tempat tinggal sang kyai kapu itu.menurut warga di sebutkan kyai kapu adalah sesepuh yang babat tanah pertama kali di desa kapuan sehingga nama desa ini di namakan kapuan tentu saja hal ini sangat sekali kontra dengan keadaan lingkungan desa sekitar yang mana desa di sekitar desa kapuan sudah ada sejak jaman islam belum masuk ke tanah jawa.sebut saja ngloram dan jipang
Desa ngloram
Desa ngloram ter sebut dalam Prasasti Pucangan (Calcuta) yang dikeluarkan Airlangga yang berbunyi : “ri kālaning pralāya ring yawadwipa i rikāng sakakāla (Tahun tidak terbaca dengan jelas) 928 / 938 / 939 saka ri prahara haji wurawari masö mijil sangke lwaram ekarnawa rūpanikāng sayawadwipa rikāng kāla”
Diterbitkan oleh H. Kern yang artinya kurang lebih : "ketika terjadi pralaya di Pulau Jawa pada tahun 928 / 938 / 939 saka dari prahara Haji Wurawari, ketika ia keluar dari Lwaram, seperti hamparan lautan keadaan seluruh Pulau Jawa pada saat itu - rata"
Haji Wurawari kira-kira hidup pada jaman kerajaan Mataram kuno dan Sriwijaya. Ia bukanlah seorang raja dari kerajaan besar. Ia hanyalah seorang vassal (Penguasa Bawahan) dengan lingkup kekuasaan yang kecil, namun ia punya ambisi yang sangat besar. Ia berambisi menikahi putri raja Darmawangsa Teguh, raja Mataram Kuno kala itu agar kelak bisa menjadi penguasa Kerajaan Mataram Kuno, menggantikan raja Darmawangsa Teguh. Sayangnya, ambisi terpaksa pupus karena raja Darmawangsa lebih memilih pangeran dari luar Jawa yakni Pangeran Airlangga dari Pulau Bali yang masih keponakannya sendiri daripada dirinya.
Selain ambisi, nyalinya tak kalah besar. Ia berani menyerang ibukota kerajaan Mataram Kuno saat sedang jaya-jayanya, memporak porandakannya, dan bahkan berhasil membuat raja Darmawangsa Teguh berikut pembesar-pembesarnya tewas. Entah apa yang dipikirkannya hingga ia punya keberanian sebesar itu.
Teorinya mengatakan, ini dilatari oleh motif dendam. Konon, Haji Wurawari ini menyimpan dendam kesumat pada raja Darmawangsa karena menolak lamarannya. Karena itulah, ia menyetujui permintaan koalisi dengan kerajaan Sriwijaya untuk menyerang kerajaan Mataram Kuno. Ini adalah bentuk hukuman dari kerajaan Sriwijaya karena raja Darmawangsa telah berani menyerang Sriwijaya, meskipun gagal.
Haji Wurawari bersama kerajaan Wengker dengan dibacking Sriwijaya pada tahun 1017 M atau 93 epat saat Darmawangsa mantu, Wurawari bersama Wengker menyerang kerajaannya.
Serangan itu dilancarkan secara mendadak dan tak terduga. Akibatnya, kerajaan luluh lantak dan tak menyisakan apapun kecuali sedikit saja yang selamat yakni Airlangga bersama abdi setianya, Narotama. Haji Wurawari pun keluar sebagai pemenang dan memaksa Airlangga hidup terlunta-lunta dalam pelariannya.
Kesejarahan Haji Wurawari
Nama Haji Wurawari tercantum dalam prasasti Pucangan, prasasti yang dikeluarkan oleh Airlangga setelah menjadi raja. Haji Wurawari dalam prasasti Pucangan dianggap sebagai musuh Airlangga.
Prasasti Pucangan terdiri dari bahasa jawa kuna dan bahasa Sanskerta. Alih aksara telah dilakukan Kern dan Damais. Bahasa Sanskerta pembacaan Kern terdiri dari 34 baris. Prasasti Pucangan bahasa Sanskerta bertarikh 959 saka atau 1037M. Sedangkan prasasti Pucangan bahasa Jawa kuna bertarikh 963 saka atau 1041M.
Prasasti Pucangan (Calcuta) yang dikeluarkan Airlangga yang membahas tentang Wurawari lebih lengkapnya berbunyi : “ri kālaning pralāya ring yawadwipa i rikāng sakakāla (Tahun tidak terbaca dengan jelas) 928 / 938 / 939 saka ri prahara haji wurawari masö mijil sangke lwaram ekarnawa rūpanikāng sayawadwipa rikāng kāla”
Diterbitkan oleh H. Kern yang artinya kurang lebih : "ketika terjadi pralaya di Pulau Jawa pada tahun 928 / 938 / 939 saka dari prahara Haji Wurawari, ketika ia keluar dari Lwaram, seperti hamparan lautan keadaan seluruh Pulau Jawa pada saat itu - rata"

Author sempat bingung dengan waktu terjadinya pralaya di kerajaan Mataram Kuno. Dari buku berjudul Ensiklopedia Blora, disebutkan tahun 1017 M/ 939 tahun Saka. Akan tetapi, dari buku berjudul Tafsir Sejarah Nagarakretagama karya Prof. Slamet Muljana, disebutkan jika Pralaya terjadi tahun 1006 M / 928 tahun saka. Setelah ditelusuri, ternyata perbedaan tahun ini dikarenakan kondisi prasasti yang sudah rusak dan huruf-hurufnya banyak yang sudah aus. Keterangan ini author dapat dari literature yang memuat isi lengkap prasasti Pucangan. Itu sebabnya tahun tepatnya tidak bisa dipastikan.
Dengan bukti-bukti yang ada, menunjukkan jika tokoh Haji Wurawari memang pernah ada dan hidup di tanah Jawa.
Dimana Letak kerajaan Wurawari    
Letak Wurawari ini ada beberapa pendapat. Menurut Moh. Hari Soewarno Letaknya di Jawa Timur. Menurut Prof. Dr.G.De Casparis dari Semenanjung Malaka. Menurut B.Schrieke letak Wurawari ada di Banyumas sekarang, di sebelah selatan Karang Kobar. Nah, Lwaram yang jadi tempat keluarnya Wurawari untuk menyerang Darmawangsa diperkirakan di Desa Ngloram yang berada di tepi Bengawan Solo, kec Cepu Kabupaten Blora, tempat author tinggal.
Perubahan nama dari Lwaram menjadi Ngloram berdasarkan hasil analisis toponimi (nama tempat). “Pelesapan konsonan ’w’, penyengauan di awal kata, dan perubahan vokal ’a’ menjadi ’o’ menjadikan nama lama Lwaram menjadi Ngloram sekarang. Penjelasan seperti itu pula yang membantah berbagai pendapat terdahulu yang menyebutkan Haji Wura-Wari berasal dari daerah Indocina atau Sumatera sebagai koalisi Sriwijaya. Cepu sendiri memiliki data arkeologis, toponimi, dan geografis kuat untuk menunjukkan jika memang Lwaram ini ada di tepian Bengawan Solo yang kini dikenal dengan nama Desa Ngloram.
Selain, hasil analisis Toponimi, masih ada bukti lainnya. Di Ngloram ditemukan batu bata kuno berserakan. Batu bata itu ditemukan oleh tim ekspedisi berada di tengah tegalan, di tepi persawahan, berupa tumpukan batu bata kuno berlumut yang kini dijadikan areal pemakaman. Sekarang areal tersebut disebut situs Wurawari atau situs Ngloram.
Mulai tahun 2000, serpihan batu bata kuno berukuran 20 x 30 sentimeter dengan tebal sekitar 4 cm, serpihan keramik, serta serpihan perunggu dari situs itu dikumpulkan dan kini disimpan di Museum Mahameru. Temuan di situs itu memperkuat isi Prasasti Pucangan bertarikh Saka 963 (1041/1042 Masehi) yang pernah diuraikan oleh  Boechori ahli huruf kuno (epigraf) dari Universitas Indonesia yang sekarang sudah almarhum.
Konon, setelah Airlangga berhasil mengembalikan kerajaan dan berkuasa menggantikan Darmawangsa atas restu para pendeta, ia ganti menyerang Wurawari. Wurawari pun kalah dan kini takluk dibawah kekuasaan Airlangga tahun 1032 M / 954 tahun saka. Setelahnya, Wurawari tidak lagi disebut-sebut. Tempatnya pun kini tinggal puing-puing, meski jejaknya masih ada dan dapat ditelusuri.
Sekian kiranya, author menceritakan tentang Haji Wurawari dari Lwaram. Memang, ia hanya seorang tokoh pemberontak, yang melawan rajanya dan bahkan membunuhnya. Namun, nyalinya patut diacungi jempol. Seorang vasal yang luar biasa hingga dirinya berhasil mengukir namanya dalam catatan sejarah. Itulah dia Haji Wurawari.
jadi dapat di simpulkan pada tahun 1037 masehi tetangga desa kapuan yaitu ngloram sudah ada (dikarenakan penulis mengambil dari berbagai sumber maka bahasa penulisannya agak berubah ubah)😊😊😊

Sebelah timur desa kapuan ada desa jipang yang terkenal dengan legenda kisah adi pati jipang haryo penangsang akan tetapi di karenakan kita membahas jaman di mana islam belum berkembang maka kita bahas dulu jipang pada era majapahit
Aktifitas pelayaran sungai berperan menghubungkan daerah pedalaman dengan daerah pesisir atau sebaliknya, daerah pesisiran ke daerah pedalaman, dan daerah pedalaman dengan daerah pedalaman lainnya. Karena peranannya tersebut, maka aktifitas pelayaran ini disebut sebagai pelayaran pedalaman. Bentuk transportasi air pada masyarakat Jawa Kuno ada beberapa jenis, yaitu lancang (sampan), parahu (perahu), tambangan (gethek), benawa (perahu besar), jong (jung), bahitra (bahtera) (Suryo, 1995/1996).
Bengawan Solo dan Brantas merupakan jalan utama distribusi maupun media transportasi cepat dari pedalaman menuju daerah luar pulau jawa. Pada masa dimana transportasi darat masih tradisional dan medan yang sulit, apalagi transportasi udara masih belum ditemukan, maka transportasi air lah jalan utama. Sehingga keberadaan sungai pada masa kerajaan bercorak Hindu-Budha hingga awal kolonialisme di Jawa sangatlah vital. Siapapun yang menguasai wilayah DAS kedua sungai besar tersebut berarti pula menguasai urat nadi perekonomian Jawa. Oleh karenanya, di sepanjang aliran sungai-sungai besar dahulu terbentuk kota-kota yang maju sebagai kota pelabuhan di pedalaman pulau.
Keberadaan pelabuhan sungai di sepanjang tepian Bengawan Brantas dan Bengawan Solo terekam dalam Prasasti Canggu (1280 Çaka). Pada lempeng ke-5 disebutkan nama-nama desa pelabuhan (naditira pradeça) di tepi Bengawan Brantas dan Bengawan Solo. Jika lempeng ke-4 dari prasasti ini dapat ditemukan, maka jumlah pelabuhan di tepi Bengawan Brantas dapat ditelusuri lebih lengkap dari daerah hulu hingga hilir. Adapun nama desa-desa pelabuhan dalam Prasasti Canggu (1280 Çaka) adalah sebagai berikut:
Lempeng 5 sisi depan (recto):
1.       Nusa, i tĕmon, parajĕngan, i pakatekan, i wunglu, i rabutri, i bañu mŗdu, i gocor, i tambak, i pujut,
2.       i mirĕng, ing dmak, i klung, i pagdangan, i mabuwur, i godong, i rumusan, i canggu, i randu gowok, i wahas, i nagara,
3.       i sarba, i waringin pitu, i lagada, i pamotan, i tulangan, i panumbangan, i jruk, i trung, i kambang çri, i tda, i gsang, i
4.       bukul, i çurabhaya, muwah prakāraning naditira pradeça sthānaning anāmbangi i madantĕn, i waringin wok, i bajrapura, i
5.       sambo, i jerebeng, i pabulangan, i balawi, i luwayu, i katapang, i pagaran, i kamudi, i parijik, i parung, i pasi-
6.       wuran, i kedal, i bhangkal, i widang, i pakbohan, i lowara, i duri, i raçi, i rewun, i tgalan, i dalangara, i
Lempeng 5 sisi belakang (verso):
1.       sumbang, i malo, i ngijo, i kawangen, i sudah, i kukutan, i balun, i marebo, i turan, i jipang, i ngawi, i wangkalang,
2.       i pnuh, i walung, i barang, i pakatelan, i wareng, ing amban, i kembu, i wulayu, sarwwe, ika ta kabeh, naditirapradeça.... (Pigeaud, 1960).
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Lempeng 5 sisi depan (recto):
1.       Nusa, di Temon, Parajengan, di Pakatekan, di Wunglu, di Rabut Ri, di Banu Mrdu, di Gocor, di Tambak, di Pujut,
2.       di Mireng, di Dmak, di Klung, di Pagdangan, di Mabuwur, di Godong, di Rumusan, di Canggu, di Randu Gowok, di Wahas, di Nagara,
3.       di Sarba, di Waringinpitu, di Lagada, di Pamotan, di Tulangan, di Panumbangan, di Jruk, di Trung, di Kambang Çri, di Tda, di Gsang, di
4.       Bukul, di Çurabhaya, Juga segala macam masalah di wilayah pinggir sungai tempat penyebrangan di Madanten, di Waringin Wok, di Bajrapura, di
5.       Sambo, di Jerebeng, di Pabulangan, di Balawi, di Luwayu, di Katapang, di Pagaran, di Kamudi, di Parijik, di Parung, di Pasi-
6.       wuran, di Kedal, di Bhangkal, di Widang, di Pakbohan, di Lowara, di Duri, di Raçi, di Rewun, di Tgalan, di Dalangara, di
Lempeng 5 sisi belakang (verso):
1.       Sumbang, di Malo, di Ngijo, di Kawangen, di Sudah, di Kukutan, di Balun, di Marebo, di Turan, di Jipang, di Ngawi, di Wangkalang,
2.       di Pnuh, di Walung, di Barang, di Pakatelan, di Wareng, di Amban, di Kembu, di Wulayu, itulah seluruh, wilayah pinggir sungai.... (Munib, 2011: 66-67).
Beberapa nama naditira pradeça yang disebutkan dalam Prasasti Canggu tersebut, sampai sekarang masih dapat ditemukan pada sekitar aliran Bengawan Brantas dan Bengawan Solo. Seperti contohnya desa pelabuhan di muara Bengawan Solo, yaitu Madantĕn menjadi Desa Bedanten di Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Sambo, Jerebeng, Pabulangan berturut-turut menjadi Desa Sambogunung, Desa Jrebeng, dan Desa Bulangan di Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik. Balawi menjadi Desa Blawi, Kecamatan Karangbinangun, Kabupaten Lamongan.
Untuk Luwayu hingga sekarang masih belum dapat diidentiikasi, sedangkan Katapang, dan Kamudi hepotesa sementara kita posisikan pada Desa Ketapang, Kec. Karangbinangun dan Desa Kepudi, Kec. Turi Kab. Lamongan. Adapun Desa Pagaran saat ini belum mampu dilokalisasikan.
Toponimi Desa Parijik sekarang menjadi Desa Taman Prijeg, Kec. Laren. Sedangkan Desa Parung, Pasiwuran, dan Kedal secara berturut turut dapat diidentifikasi sebagai, Desa Parengan, Desa Siwuran, dan Desa Kendal di Kecamatan Sekaran Kab. Lamongan. Sedangakn Desa Bangkal belum dapat diidentifikasi lokasinya.
Selanjutnya ada Desa Widang yang hingga sekarang masih tetap sama bernama Desa Widang Kec. Widang, Kab. Tuban. Setelah itu barulah masuk ke beberapa desa yang dapat diprediksi berada di wilayah Kab. Bojonegoro. Namun sayang identifikasi dari Desa  pakbohan, lowara, duri, raçi, rewun, tgalan, dan dalangara belum dapat ditemukan. Kita dapati lagi mulai Desa Sumbang yang sekarang tetap menjadi Sumbang timun di Kecamatan Trucuk. Desa Malo menjadi nama ibukota Kecamatan Malo, namun Desa Ngijo belum dapat diidentifikasi. Adapun identifikasi Desa Kawangen masih kita dapati dua toponim yaitu Desa Kawengan, Kec. Kadewan dan dukuh Kwangen, Kec. Kalitidu.
Kemudian disebutkan adanya Desa Sudah, yang hingga sekarang masih menjadi nama desa di Kec. Malo. Sedang Desa Kukutan belum dapat diidentifikasi, 
namun Desa Balun hingga sekarang masih menjadi nama desa di Kec. Cepu, Kab. Blora. Desa Jipang hingga sekarang masih dapat ditemukan berada di Kec. Cepu, Kab. Blora yang berada di timur desa kapuan. Kemudian untuk wilayah desa marebo kemungkinan juga seperti yang tertulis dalam prasasti adalah desa merbong saat ini yang memang berada di dekat dengan desa Jipang seauai dengan bunyi prasasti kulamadhu maredana kumaleksana namabhiseka ari jayawisnuwardhana sang mapanji smi ning rat swapi iàmahstawanbyinekanasrantaloka.kumonakenirikang  wanwa i Maribong watëk atagan Jipang atau jika di terjemahkan dalam bahasa indonesia  raja sri jayawisnuwardhana memberian tanah bebas pajak desa maribong yang merupakan wilayah jipang


Dan jika di lihat kondisi jipang dan merbong saat ini di google map


Ketoke kok yo passss 😊😊😊





Bersambung..........